Minggu, 20 September 2009

Menuju Jurnal Akreditasi, UIN Tingkatkan Mutu Penulisan Jurnal

“Sudah waktunya UIN Malang mampu menerbitkan jurnal karya ilmiah yang betul-betul berkualitas,” itulah bentuk support yang diberikan M. Nur Kholis Setiawan kepada seluruh pengelola jurnal yang ada di UIN Malang dalam acara workshop manajemen jurnal dan penulisan karya ilmiah yang diadakan oleh Lembaga Penelitian dan Pengembangan (Lemlitbang) UIN Malang di ruang pertemuan Biro AK gedung rektorat lantai dua. (12/1).


Kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan mutu jurnal menuju akreditasi tersebut sangat bermanfaat untuk memberikan arahan dan bimbingan kepada pengelola jurnal yang ada di lingkungan UIN Malang, baik di tingkat unit, fakultas, hingga universitas.

Menurut M. Nur Kholis, pemateri workshop manajemen jurnal dan penulisan karya ilmiah, mulai tahun 2006 kemarin sudah tidak ada lagi jurnal yang memiliki akreditasi C. Karena nilai kategori C tersebut sudah dihapus dan hanya ada dua kriteria penilaian saja, yaitu A dan B.

“Jadi jika masih ada jurnal yang mendapat nilai C berarti sama saja tidak terakreditasi atau tidak lulus dan harus diakreditasi ulang,” ungkapnya.
Sampai tahun 2008, di kalangan perguruan tinggi negeri maupun swasta kategori jurnal yang mendapatkan nilai A masih sangat sedikit. Berdasarkan data yang yang berada di DP2M tercatat hanya 10 jurnal saja. Padahal perguruan tinggi yang ada di Indonesia jumlahnya ratusan.

Hal ini menunjukkan bahwa jurnal yang ada di lembaga perguruan tinggi maupun di luar lembaga kualitas dan mutu jurnalnya masih sangat rendah. “Masalahnya, banyak cetakan jurnal yang bertujuan kejar target saja, hanya untuk memenuhi sertifikasi dan kenaikan pangkat saja,” ungkapnya.

Seharusnya, tambah dia, para dosen di perguruan tinggi mampu berpikir untuk memublikasikan jurnal yang bermutu tinggi. Karena sampai saat ini jumlah publikasi jurnal di kalangan dosen masih sangat sedikit. “Hal ini perlu ditumbuhkan budaya menulis di kalangan para dosen,” tuturnya.

Hasil survei membuktikan bahwa jurnal yang tidak bermutu mengalami kesulitan dalam mencari naskah, sehingga permasalahan tersebut membuat isi jurnal tidak karuan dan kadang-kadang banyak isinya yang tidak sesuai dengan bidang kajiannya. “Kejadian-kejadian seperti ini membuat jurnal tersebut sulit untuk dapat mencapai akreditasi A,” jelasnya.

Setidaknya, jurnal yang bagus memang membutuhkan proses yang sangat lama dan rumit, naskah harus diedit oleh beberapa editor yang berbeda, karena semakin banyak yang menelaah maka semakin baik pula isi dan kualitas jurnalnya. “Semakin sering ditelaah oleh para editor maka kesalahan dari berbagai sisi akan ditemukan, dan tentunya akan ada proses perbaikan menuju mutu jurnal yang betul-betul berkualitas,” ungkapnya serius. (aj)
- 20 Maret 2009

Sumber :
http://www.uin-malang.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=775:menuju&catid=29:gema-edisi-39&Itemid=9
20 September 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Google Directory > Science